Rabu, 01 Agustus 2012
BUKU PANDUAN PENELITI PEMULA
BUKU PANDUAN KIR
Panduan penelitian sederhana
Andi Hilmy Mutawakkil
BUKU PANDUAN KIR
Berikut ini dijelaskan panduan untuk melakukan penelitian yang mungkin bermanfaat untuk anggota kelompok ilmiah remaja SMAN 1 Bungoro.
Metode ilmiah digunakan oleh para ilmuwan sebagai alat untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan. Metode ilmiah adalah suatu proses berpikir untuk mendapatkan cara penyelesaian yang mungkin terhadap suatu masalah. Proses tersebut termasuk dengan mencoba tiap-tiap kemungkinan untuk mendapatkan pemecahan yang terbaik. Tahap-tahap metode ilmiah meliputi :
1. Pengumpulan informasi
2. Identifikasi masalah
3. Perumusan Hipotesis
4. Eksperimen
5. Perumusan kesimpulan
Sumber informasi antara lain : pengalaman diri sendiri, sumber-sumber ilmu pengetahuan ataupun data dari penelitian yang berhubungan dengan percobaan-percobaan yang akan dilakukan.
Misalnya anda menemukan roti ketika akan makan roti yang dibeli ibu kemaren sore. Mungkin saja informasi dari pengalaman pribadi tersebut bisa saja mendorong kamu untuk melakukan sebuah penelitian.
Atau anda pernah mendengar informasi dari guru bahwa jamur dapat tumbuh pada suhu atau kelembaban tertentu pada pelajaran biologi. Teori ini seharusnya dapat mendorong anda untuk melakukan penelitian lebih jauh
Penelitian seharusnya sesuatu yang baru.Ia harus menambahkan pengetahuan baru pada bidang penelitian sehingga kita harus menampilkan dengan cara bagaimana karya kita mengeksplorasi bidang/issu/pertanyaan yang sebelumnya tidak pernah dieksplorasi, atau belum dieksplorasi secara detail, dan atau tidak dieksplorasi dengan cara yang diterapkan dalam penelitian yang kita kerjakan. Dengan kata lain, kita perlu memberikan alasan rasional bagi penelitian yang kita kerjakan (yaitu menjelaskan mengapa kita melakukan hal tersebut).
Masalah adalah pertanyaan ilmiah yang akan dicari solusinya. Masalah dapat diungkapkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.Masalah pertanyaan didefinisikan dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang jawabannya belum diketahui, dan yang dikaji dalam penelitian yang kita kerjakan.Untuk mempermudah dapat pula digunakan pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak.Misalnya bagaimana lampu mempengaruhi perkembangbiakan jamur roti pada roti tawar.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : Batasi masalah. Perhatikan bahwa pertanyaan sebelumnya adalah mengenai suatu proses kehidupan jamur. Kita bisa membatasi pertanyaan hingga pada satu jenis jamur atau pada beberapa kondisi suhu dengan cara menggunakan beberapa lampu dengan daya berbeda. Pilih masalah yang dapat dipecahkan.
Hipotesis adalah suatu ide untuk menyelesaikan suatu masalah.Hipotesis merupakan kunci keberhasilan suatu eksperimen.Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah.Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis.Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti.Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.
Hipotesis menghubungkan dua faktor.Sebagai contoh, pada penelitian jamur di atas, dua faktor yang berhubungan adalah adalah lampu dan pertumbuhan jamur. Hipotesis yang mungkin muncul untuk menjawab pertanyaan di atas adalah : saya percaya bahwa jamur tidak memerlukan cahaya untuk berkembang biak.
Dasar-dasar hipotesis yang baikdigunakan :
Tumbuh-tumbuhan dengan klorofil memerlukan cahaya untuk hidup. Jamur tidak mempunyai klorofil
Dari informasi yang didapat bahwa jamur roti dapat tumbuh pada roti tawar yang diletakan dalam kotak roti yang gelap
Pada mulanya tidak banyak orang berpendapat bahwa penelitian lebih berhubungan dengan pengumpulan fakta-fakta daripada menduga-duga jawaban suatu masalah.Belakangan baru diyakini manfaat hipotesis bagi pelaksanaan penelitian.Hipotesis mengkonkritkan dan memperjelas masalah yang diselediki, karena dalam hipotesis secara tidak langsung ditetapkan lingkup persoalan dan jawabannya.Pada gilirannya hipotesis memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, sehingga terhindarkan adanya penelitian yang tak bertujuan. Dengan hipotesis yang dirumuskan secara baik, proses penelitian lebih terjamin akan berlangsung secara teratur, logis dan sistematis menuju pada tujuan akhir penelitian. Selain dari itu hipotesis, memberikan jalan yang cepat dan efisien ke arah penyelesaian masalah. Tanpa hipotesis, pengumpulan data dan informasi akan dilakukan secara membabi-buta. Hipotesis memberikan batasan data yang diperlukan atau sesuai dengan kebutuhan penelitian
Eksperimen adalah proses pengujian hipotesis. Sesuatu yang mempengaruhi eksperimen disebut variabel. Ada tiga jenis untuk mengidentifikasi eksperimen: variabel bebas, variabel tidak bebas dan variabel pengontrol.
Variabel bebas adalah variabel yang bisa diubah.Variabel tak bebas adalah variabel setelah pengamatan, bisa berubah karena dipengaruhi variabel bebas.Variabel-variabel yang tidak berubah disebut variabel variabel pengontrol.Pada eksperimen perkembangbiakan jamur roti, variabel bebasnya adalah cahaya dan variabel tak bebas adalah perkembang biakan jamur roti.Sedangkan variabel pengontrolnya aalah suhu dan lingkungan.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik lakukan eksperimen lebih dari sekali. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah : Hanya ada satu variabel bebas selama melakukan eksperimen; Ulangi eksperimen lebih dari satu kali untuk menegaskan hasil eksperimen
Eksperimen adalah proses pengujian hipotesis. Sesuatu yang mempengaruhi eksperimen disebut variabel. Ada tiga jenis untuk mengidentifikasi eksperimen: variabel bebas, variabel tidak bebas dan variabel pengontrol.
Variabel bebas adalah variabel yang bisa diubah.Variabel tak bebas adalah variabel setelah pengamatan, bisa berubah karena dipengaruhi variabel bebas.Variabel-variabel yang tidak berubah disebut variabel variabel pengontrol.Pada eksperimen perkembangbiakan jamur roti, variabel bebasnya adalah cahaya dan variabel tak bebas adalah perkembang biakan jamur roti.Sedangkan variabel pengontrolnya aalah suhu dan lingkungan.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik lakukan eksperimen lebih dari sekali. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah : Hanya ada satu variabel bebas selama melakukan eksperimen; Ulangi eksperimen lebih dari satu kali untuk menegaskan hasil eksperimen
Jenis-jenis Penelitian Ilmiah
Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain berdasarkan: (1) Tujuan; (2) Pendekatan; (3) Tempat; (4) Pemakaian atau hasil / alasan yang diperoleh; (5) Bidang ilmu yang diteliti; (6) Taraf Penelitian; (7) Teknik yang digunakan; (8) Keilmiahan; (9) Spesialisasi bidang (ilmu) garapan. Berikut ini masing-masing pembagiannya.
Berdasarkan hasil/alasan yang diperoleh:
Basic Research (Penelitian Dasar), Mempunyai alasan intelektual, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan;
Applied Reseach (Penelitian Terapan), Mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui; bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien.
Berdasarkan Bidang yang diteliti:
Penelitian Sosial, secara khusus meneliti bidang sosial: ekonomi, pendidikan, hukum, dsb.
Penelitian Eksakta, secara khusus meneliti bidang eksakta: Kimia, Fisika, Teknik, dsb.
Penelitian Sastra, secara khusus meneliti bidang kebahasaan dan budaya: Kajian Etnografi dan kesusastraan
Berdasarkan Tempat Penelitian :
Field Research (Penelitian Lapangan), langsung di lapangan;
Library Research (Penelitian Kepustakaan), dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan) dari penelitian sebelumnya;
Laboratory Research (Penelitian Laboratorium), dilaksanakan pada tempat tertentu / lab, biasanya bersifat eksperimen atau percobaan;
Berdasarkan Teknik yang digunakan :
Survey Research (Penelitian Survei), tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.
Experimen Research (Penelitian Percobaan), dilakukan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.
Berdasarkan Keilmiahan :
1. Penelitian Ilmiah
Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti:
Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain;
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:
Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
2. Penelitian non ilmiah (Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah)
Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen, Pemasaran), Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan/PR, Periklanan), Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional), Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman), Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.
Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan/menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.
Penelitian secara umum :
o Penelitian Survei:
Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada;
Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb.
Melakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa;
Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel;
Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan;
Penelitian ini dapat berupa :
Penelitian Exploratif (Penjajagan). Terbuka, mencari-cari, pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti masih terbatas. Pertanyaan dalam studi penjajagan ini misalnya : Apakah yang paling mencemaskan anda dalam hal infrastruktur di daerah Pangkep dalam lima tahun terakhir ini? Menurut anda, bagaimana cara perawatan infrastruktur jalan dan jembatan yang baik.
Penelitian Deskriptif. Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat. Peneliti mengembangkan konsep, menghimpun fakta, tapi tidak menguji hipotesis.
Penelitian Evaluasi. Mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang digariskan sebelumnya.Evaluasi di sini mencakup formatif (melihat dan meneliti pelaksanaan program), Sumatif (dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur pencapaian tujuan).
Penelitian Eksplanasi (Penjelasan). Menggunakan data yang sama, menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis.
Penelitian Prediksi. Meramalkan fenomena atau keadaan tertentu;
Penelitian Pengembangan Sosial. Dikembangkan berdasarkan survei yang dilakukan secara berkala: Misal: Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Pangkep, 1998-2003;
o Grounded Research
Mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis perbandingan; bertujuan mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep, membuktikan teori, mengembangkan teori; pengumpulan dan analisis data dalam waktu yang bersamaan. Dalam riset ini data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data. Ciri-cirinya : Data merupakan sumber teori dan sumber hipotesis, Teori menerangkan data setelah data diurai.
TUJUAN PENELITIAN :
Secara umum ada empat tujuan utama :
Tujuan Exploratif (Penemuan) : menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tertentu
Tujuan Verifikatif (Pengujian): menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada
Tujuan Developmental (Pengembangan) : mengembangkan sesuatu dalam bidang yang telah ada
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi)
PERANAN PENELITIAN
Pemecahan Masalah, meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan kait-mengkait;
Memberikan jawaban atas pertanyaan dalam bidang yang diajukan, meningkatkan kemampuan untuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena-fenomena dari masalah tersebut;
Mendapatkan pengetahuan / ilmu baru :
PERSYARATAN PENELITIAN :
Mengikuti konsep ilmiah
Sistematis/Pola tertentu
Terencana
Penelitian dikatakan baik bila :
Purposiveness, Tujuan yang jelas;
Exactitude, Dilakukan dengan hati-hati, cermat, teliti;
Testability, Dapat diuji atau dikaji;
Replicability, Dapat diulang oleh peneliti lain;
Precision and Confidence, Memiliki ketepatan dan keyakinan jika dihubungkan dengan populasi atau sampel;
Objectivity, Bersifat objektif;
Generalization, Berlaku umum;
Parismony, Hemat, tidak berlebihan;
Consistency, data/ungkapan yang digunakan harus selalu sama bagi kata/ungkapan yang memiliki arti sama;
Coherency, Terdapat hubungan yang saling menjalin antara satu bagian dengan bagian lainnya.
PROSEDUR / LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN :
Garis besar :
Pembuatan rancangan;
Pelaksanaan penelitian;
Pembuatan laporan penelitian
Bagan arus kegiatan penelitian
Memilih Masalah; memerlukan kepekaan
Studi Pendahuluan; studi eksploratoris, mencari informasi;
Merumuskan Masalah; jelas, dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa
Merumuskan anggapan dasar; sebagai tempat berpijak, (hipotesis);
Memilih pendekatan; metode atau cara penelitian, jenis / tipe penelitian : sangat menentukan variabel apa, objeknya apa, subjeknya apa, sumber datanya di mana;
Menentukan variabel dan Sumber data; Apa yang akan diteliti? Data diperoleh dari mana?
Menentukan dan menyusun instrumen; apa jenis data, dari mana diperoleh? Observasi, interview, kuesioner?
Mengumpulkan data; dari mana, dengan cara apa?
Analisis data; memerlukan ketekunan dan pengertian terhadap data.Apa jenis data akan menentukan teknis analisisnya
Menarik kesimpulan; memerlukan kejujuran, apakah hipotesis terbukti?
Menyusun laporan; memerlukan penguasaan bahasa yang baik dan benar.
INSPIRASI DAN MOTIVASI
Dunia Penuh dengan TekA-TEki serta rahasia, maka PeCahkanlah mIsteri Tersebut dengan Ilmu pengEtahUan..
Kata Ilmuan tentang Sastra
“Imagination is more important than knowledge,” demikian komentar Einstein bapak utu Wijaya, 2007).
Karakter khas sastra ini juga di kemukakan I.A Richard dalam bukunya Peotries and Science (1926). Menurut Richard, dunia sastra mampu menyuguhkan imajinasi sehingga memberi inspirasi orang untuk berkarya. Sastra juga bisa menjadi basis (core) bagi munculnya berbagai disiplin keilmuan.Banyak pemikir inovatif dalam ilmu sosial dan eksak, mempunyai latar belakang teori sastra yang kuat atau setidaknya penikmat sastra.
Sebut saja misalnya, Edward W. Said, yang membongkar epistemology orientalisme sambil membuka pintu poskolonialisme; Michel Foucault, yang mengadakan analisis wacana untuk melihat prawacana; atau Antonio Gramsci, yang melihat sastra sebagai medium pembaharuan moral dan untuk mengungkapkan ideologi-ideologi kelompok sosial, dan sebagainya. Kenyataan ini, menjadi penanda bahwa sastra menjadi layaknya bapak asuh bagi para ilmuan.
Kita juga tentu kenal Teori Heliosentris (matahari sebagai pusat orbit) yang dilontarkan Copernicus tahun 1512.Teori monumental ini sempat menuai kontroversi, lantaran membalik doktrin gereja yang berabad-abad lamanya diyakini sebagai satu-satunya kebenaran mutlak.Tentu saja teori ini tidak lahir melalui observasi dengan pergi ke orbit matahari, tetapi berawal dari imajinasi dan intuisi Copernicus—yang juga seorang sastrawan.
Demikian halnya kemunculan ilmu Matematika atau Aljabar. Disiplin ilmu tersebut lahir dari ekspresi atau luapan imajinasi yang diguratkan dengan angka, simbol dan deretan rumus atau persamaan-persamaan .Bahkan, beberapa ilmuwan ternama seperti astronomer Carl Sagan, kosmolog Free Dyson, dan rocketry Wernher Von Braun, mengawali karir mereka dari kegemaran membaca sastra fiksi-fiksi sains.
Saling Memengaruhi
Richard (1926) meramalkan bahwa abad modern, akan menjadi masa-masa kemenangan sastra. Pada abad tersebut, sastra bakal kembali diperbincangkan secara serius.Hal ini lantaran masyarakat abad modern didera krisis dahaga spiritualitas yang amat sangat.
Tatkala sains hanya mementingkan persoalan materialis-hedonis, sementara agama hanya mengurusi persoalan akhirat atau eskatologi, sastra hadir menjembatani keduanya.
Sains dengan kelebihannya, memang sanggup memenuhi kebutuhan fisik-materialistik dan hedonis setiap orang.Akan tetapi, dahaga batiniah yang sudah mencapai titik akut tersebut, tidak bisa ditawarkan dengan kesenangan sesaat.Oleh karena itu, Richard menganjurkan manusia modern untuk menghidupkan kembali dunia sastra.Sebab, melalui sastra—yang kaya unsur estetis, filosofis, imajinasi dan emosional—dahaga batiniah umat manusia bakal terobati.
Sayangnya, sastra yang merupakan pengejawantahan perasaan dan intuisi, sering kali dianggap tidak ada kontribusinya bagi kehidupan.Masyarakat kita selalu memandangnya dengan sebelah mata.Para orangtua merasa rugi jika putra-putrinya, kebetulan kuliah di jurusan atau fakultas sastra.Apalagi, jika menjadi sastrawan atau memiliki menantu sastrawan. Para orangtua pasti mengelus dada, mau diberi makan apa anak istri sastrawan? Dalam stigma mereka, ukuran kehidupan ditentukan oleh materi, sementara sastra tidak mampu menghasilkan kelimpahan materi layaknya sains.
Selain itu, acapkali perasaan dan instuisi—sebagai basis sastra—dipertentangk an dengan pikiran sebagai basis sains. Pada konteks nyata, ada anggapan sastrawan tidak perlu berpikir—tidak membutuhkan ilmuwan—sementara ilmuwan tidak perlu asupan darah dan belulang sastra. Padahal, ilmuwan perlu mengimajinasikan sebuah gambar kawasan atau obyek yang akan ditelitinya, sebelum ia mulai membangun teori lalu mengujinya.
Meski langkah sains dituntun oleh metodologis yang khas, tetapi imajinasi merupakan pendahulu semua langkah empiris tersebut. Dengan kata lain, ilmuwan perlu sastra sebagai penopang alam imajinasinya tatkala mengkonsep sebuah hipotesa atau asumsi penelitian.
Pada ranah ontologi (metafisis), sastra dan sains merupakan satu kesatuan.Sebab, antara sastra dan sains sama-sama berupaya mengajukan model-model tentang kenyataan. Persinggungan lainnya ialah pada ranah formal, yakni sama bermain dengan manipulasi simbolik. Keduanya saling memengaruhi, sains juga dapat menjadi inspirasi bagi sastrawan atau juga sebaliknya.Misalnya Edgar Allan Poe (Eureka), Lewis Carrol (Alice’s Adventure in Wonderland), dan Jorge Luis Borges (Ficciones) merupakan penulis yang berhasil menautkan sastra dan sains.
Banyak kisah dari fiksi-sains yang menjadi inspirasi penemuan sains hebat. Misalnya, penemuan bom atom, balon udara Zeppelin dan pesawat luar angkasa Appolo 11 milik NASA, terinspirasi kisah-kisah yang ditulis Jules Verne dalam novel fuksi-sains From The Earth to the Moon. Lantaran ide-ide genius tersebut, Jules Verna mendapat julukan Bapak Fiksi Sains. Sementara, penulis lain yang karyanya tak kalah mencengangkan adalah H.G. Wells, dengan karya The Time Machine (1895), The Invisible Man (1897), The War of the Worlds (1898), The First Men in the Moon (1901), dan beberapa koleksi novel menarik lainnya. Hingga sekarang, karya-karya fiksi sains tidak hanya berupa novel saja tetapi juga telah diadaptasi ke dalam film dan televisi; seperti, Star Wars, The Matrix, Independence Day, Star Trek, dan lain sebagainya. Ini menunjukkan betapa keistimewaan imajinasi yang disuguhkan sastra, banyak memberi kontribusi positif bagi sains, terutama sebagai inspirasi ilmuwan membuat karya teknologi.
Sayangnya, perkembangan sains teknologi dan sastra di Indonesia sendiri secara umum masih terperangkap dalam bingkai "dua budaya", yakni sains belum memberikan masukan berarti dalam perkembangan sastra. Sementara kecenderungan umum dalam sastra kita, yakni merayakan sains dan teknologi dengan kekaguman, atau bersikap kritis terhadap sains dan teknologi.Selain itu, sastra juga masih menjadi dunia para penghayal, sementara sains mengukuhkan dirinya sebagai basis kenyataan dan kemajuan).
Kecenderungan ini juga terasa di SLTA-slta kita.jurusan sastra kurang populer—untuk mengatakan kurang diminati—di kalangan siswa ketimbang jurusan sains. Mestinya, ada integrasi atau penambahan muatan mata pelajaran antar kedua jurusan tersebut.siswa jurusan sastra misalnya, diperkenalkan dengan dunia sains agar kompetensi sastra yang dimilikinya, bisa memberi sumbangsih positif bagi kemajuan sains. Demikian halnya siswa yang selama ini berkecimpung di dunia sains, juga harus diakrabkan dengan sastra— sebagaimana yang diterapkan di Institut Teknologi Bandung (ITB).Tujuannya, siswa diajak untuk berekreasi imajiner dan memaknai berbagai sisi kehidupan yang dapat dipetik dari karya sastra yang dibahas.
Selain itu, melalui sastra siswa juga diajak menguliti esensi kehidupan untuk mempertebal rasa kemanusiaan, sekaligus menjadi semacam “starter”, pemicu pada penjelajahan pemikiran yang tak terbatas ke segala arah. Hadirnya sastra dalam jurusan sains, juga sebagai upaya meminimalisasi peran teknologi yang selalu arogan dan merasa give solution. Dengan kata lain, sastra bisa menjadi semacam oase di tengah keangkuhan sains. Semoga.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar